*copas = cantumkan sumber .
so don't copy others and make it yours .
show your respect*
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 56/2016:
"Hukum penggunaan atribut keagamaan non-muslim di mal-mal dan pusat perbelanjaan, dalam penjelasannya menyatakan bahwa yang dilarang adalah penggunaan atribut keagamaan".
"Menggunakan atribut keagamaan nonmuslim adalah haram. Mengajak dan/atau memerintahkan penggunaan atribut keagamaan nonmuslim adalah haram," ujar Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam membacakan fatwa tersebut, Rabu (14/12/2016).
Kira" begitulah isi Fatwa terbaru dari MUI perihal natal, dan juga kalimat finishing dari Sekretaris Komisi Fatwa MUI itu sendiri. Intinya sih ya untuk perusahaan", pemimpin" atau siapapun itu, jangan paksa karyawan Muslim untuk pake atribut natal cuma untuk jadi alat promosi tempat dia kerja. Sebenernya fatwa ini sendiri tujuannya baik, karena emang gak sedikit sih karyawan" di perusahaan (terutama retail / F & B gitu ya) yg ngeluh soalnya atasan mereka maksa pake atribut natal, kalo gak nurut dipecat. Menanggapi keluhan" itu, maka dibuatlah Fatwa ini sama MUI.
Nah, tapi yg jadi masalah bukan disitu. Yang jadi masalah tuh, kesimpulan di Fatwa itu MUI dkk malah nganggep kalau atribut natal (terutama topi Sinterklas) itu adalah bagian dari keagamaan, bagian dari Kristen, makanya Muslim haram pake" gituan. Dan sedangkan atribut natal itu sendiri kalau diliat dari sejarahnya, emang sebenernya bukan bagian dari Kristen, tapi merupakan "budaya khas" secara turun temurun. Dari sinilah, orang" Kristen pada protes ama Fatwa MUI itu, mereka gak mau seolah-olah atribut natal itu berasal / anjuran dari agama Kristen.
Sinterklas
Sinterklas & Santa Claus itu (ternyata) beda. Dalam tulisan di Encyclopedia Britannica, volume 19 edisi ke 11, Sinterklas itu Santo Nikolas yaitu tokoh di dalam cerita Eropa tahun 280 Masehi. Waktu bayi, dia ini sudah hebat untuk puasa, dan di hari" tertentu gak minum ASI. Di umur 18 tahun, dia akhirnya jadi Pastor dan jadi Uskup di Myra (Turki) pada abad ke 4.
Santo Nikolas ini digambarkan dengan memakai jubah Katolik, tongkat gembala, rambutnya pirang, dan juga digambarkan sebagai orang yg dermawan banget dengan ngebantu orang" miskin yg lagi kesusahan dalam bentuk ngasih kepingan emas, makanan, atau hadiah lainnya secara diam". Nah karena sifat dermawannya inilah lambat laun entah bagaimana Sinterklas akhirnya dikaitkan ama orang" jaman dulu dengan natal.
Dalam menjalani tugasnya dalam berbagi, Santo Nikolas gak sendiri. Dia ditemani Piet Zwarte atau Piet Hitam. Piet ini awalnya mukul anak" & masukkan ke dalam karung, trus dibawa ke Spanyol. Tapi suatu ketika Piet kehilangan rekannya, dan di saat itulah Santo Nikolas tawarin Piet untuk jadi asistennya dengan catatin apa aja hadiah" keinginan dari anak" yang mau di datengin rumahnya. Dan Piet ini orang Afrika, itu sebabnya banyak juga yg beranggapan kalau Sinterklas itu rasis haha..
Nah, tahun 1970 Vatikan ngehapus nama Sinterklas dari daftar orang" suci, karena walau digambarkan sebagai uskup suci, gak jelas ceritanya & terkesan cuma dongeng orang jaman" dulu yg akhirnya tercampur ama banyak budaya. Atas perintah dari Paus Paulus VI, tepat 5 Desember 1972 sisa mayat Sinterklas dipindah dari Italia ke Amerika, supaya rakyat Italia & Eropa itu cepat melupakan Sinterklas.
Trus gimana ama penggambaran Sinterklas yg kita tau sekarang? Rambut & jenggot putih tebal, pake topi natal, pakaiannya identik ama warna merah & putih, trus gendut? Nah, itu Santa Claus. Santa Claus ini bukan Pastor, tapi dongeng tentang kakek dari Kutub Utara yg dermawan trus suka ngasih hadiah" juga ke anak kecil. Santa Claus inilah yg kalo ngasih hadiah lewat cerobong asap, kayak yg biasa kita nonton di film" kartun haha.. Penggambaran Santa Claus ini juga beda jauh ama Sinterklas, kalo Santa Claus ini ya penggambaran "Sinterklas" yg kita tau sekarang yaitu kakek tua pake baju merah, gendut, trus bawa kantong besar di pundaknya.
Nah ada cerita lain lagi soal Santa Claus, ini katanya sih karakter ciptaan seniman Amerika yg namanya Thomas Nast di tahun 1800-an dengan tujuan untuk serangkaian kartun di majalah Harper. Kartun Santa Claus ini akhirnya banyak dipake di kartu" natal & muncul di banyak iklan di abad ke 20. Yang paling menonjol itu di iklan Coca Cola tahun 1930-an, menurut sejumlah kalangan itu yg jadi pemicu terkenalnya Santa Claus (Sinterklas) dengan pakaian identik merah & putih kayak yg kita kenal sekarang. Dan fakta paling kuat sebenernya sih Santa Claus ini karakter fiksi buatan Humas Coca Cola untuk tujuan commercial (that's why Santa Claus itu identik ama warna merah & putih, sama kayak warna Coca Cola).. Ini bisa liat videonya, History of the Coke Santa:
Jadi intinya disini tuh ada penggabungan karakter antara St. Nikolas (Sinterklas) ama Santa Claus. St. Nikolas masih diragukan keaslian ceritanya, dan sifat Santa Claus itu sendiri diambil dari sifatnya St. Nikolas. Tapi ya begitulah adanya, mungkin masih banyak yg gak tau sebenernya Sinterklas & Santa Claus itu beda. Tapi walaupun beda, tetap ambil hikmahnya, yaitu kebaikan yg diberi gak perlu diketahui orang banyak. *tsadeestt
Terus, kenapa ya Sinterklas / Santa Claus identik ama natal? Sebenernya gak ada hubungan apa", itu cuma melestarikan kebudayaan aja. Sinterklas wafat di tanggal 6 Desember, di beberapa negara Eropa tanggal 6 Desember ini diperingati sebagai hari wafatnya Sinterklas. Kayak di Belanda, dari akhir November ampe tanggal 5 Desember anak" disana nyiapin sepatu diisi rumput & wortel untuk kudanya Sinterklas, dan paginya mereka nemuin hadiah. Padahal, itu hadiah dari orang tua mereka sendiri.
Nah untuk melestarikan kebudayaan bagi" hadiah & kedermawanan ini, jadilah digabungkan cerita Sinterklas ke hari natal.. Makanya di hari natal itu juga ada saling tukar hadiah, itu juga sekedar kebudayaan aja yg dilestarikan untuk mengenang kebaikan Sinterklas semasa hidupnya untuk selalu memberi.
Yang pasti, (sifat) Sinterklas & (fisik) Santa Claus ini dikenal sebagai sosok yang populer dan juga baik hati. Kemurahan hatinya ini yg jadikan cerita tentang mereka terus berkembang & gak akan hilang dalam legenda "Sinterklas". Dan perlu dicontoh juga dari Sinterklas bahwa saat kita memberi sesuatu itu gak perlu berusaha diliat / diketahui ama si penerima. Kayak pepatah nih, "Kalau tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu".
Pohon Natal
Asal mula pohon natal ini juga dari kebudayaan orang Eropa yaitu Jerman. Dulu, bangsa Jerman Kuno itu punya kebiasaan untuk memasang batang pohon (lengkap ama cabang & daun"nya) untuk ngusir "bad spirit" & sebagai simbol supaya musim semi cepat datang. Waktu Kristen udah nyebar di Jerman, gereja gak suka ama kebiasaan itu & ngelarang.
Protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan pohon natal dengan lilin" untuk menunjukkan ke anak"nya bagaimana bintang" itu berkilauan di langit yg kelam. Seiring waktu, pohon natal akhirnya di dekorasi jadi kayak sekarang ya ada lampu"nya, bahkan coklat ama apel kadang.
Tahun 1846, ratu Victoria & pangeran Jermannya, Albert, digambarkan London News berdiri ama 2 anaknya sambil mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria itu populer di hati rakyat & badayy pada zamannya, jadilah pohon natal itu hits di Inggris. Untuk di Amerika, pohon natal katanya dari Pennsylvania, yg di populerkan ama pendatang dari Jerman.
Sekarang, pohon natal yg asalnya dari kebudayaan Jerman udah hits di seluruh dunia. Tapi ya itu, jangan sampe pohon natal menjadikan sombong, katanya semakin bagus pohon natal semakin mahal harganya & yg punya keliatan berduit. Pohon natal & atribut lainnya itu hanya simbol, yg terpenting ya hari natalnya. Sama kayak lebaran Idul Fitri, baju baru itu hanya simbol, gak ada kewajiban.. Yang terpenting ya menghayati makna dari perayaan itu sendiri.
============================
Ngebaca dari 2 cerita di atas, pasti udah pada ngerti kalo Sinterklas & atribut/ornamen natal itu diadaptasi dari kebudayaan turun temurun, bukan ajaran Kristen. Kalo Sinterklas di identikkan dengan Kristen, ya itu karna dia emang Pastor, tapi soal sifat & kebaikannya (entah fiktif/real) itu bukan cuma milik orang Kristen kok.
Di luar negeri sana yg di negaranya gak cuma Islam, gak terkecuali Timur Tengah ya, Sinterklas & atribut natal itu gak di haram"in kayak disini.. Karena mereka disana ya emang udah ngerti kalo Sinterklas & atribut natal itu cuma meramaikan aja, gak ada hubungannya ama Kristen. Sama kayak ketupat, kalo lebaran banyak ketupat, tapi semua orang boleh makan karena ketupat itu tradisi Indonesia, bukan kewajiban dari Islam. Nah, beda cerita kalo atribut yg dipake itu kalung salib atau kaos gambar salib, itu yg mungkin emang harus di haramkan, karna emang gak etis.
By the way, Abu Dhabi juga udah ngehias pohon natal di hotel" & mall, bahkan disana pohon natalnya termahal di dunia ~> Abu Dhabi. Pebisnis Muslim di Irak, beli pohon natal raksasa demi simbol solidaritas ~> Irak. Di Lebanon, berdiri megah pohon natal di samping Masjid ~> Lebanon. Di China juga, dari awal Desember sampe Tahun Baru ornamen" natal udah rame & mewah dipajang di jalan", bahkan ngalahin negeri lainnya yg mayoritas Kristen.
Menurut gue, beragama itu yg paling penting kepasrahan & bakti total kita ke Tuhan YME, bukan titik beratnya di atribut atau pakaian yg kita pake. Karena, badan & pakaian itu sifatnya cuma sementara tapi bakti suci kita kepada-Nya yg mengantarkan kita untuk mencapai-Nya. Cuma Tuhan, cuma Allah SWT yg bisa ngukur dosa, iman, dan ketakwaan kita. Kalo Muslim pake atribut natal belum tentu itu dosa, belum tentu dia mempercaya Tuhan umat lain. Cuma Allah SWT yg tau isi hati hamba-Nya. Saudara" Muslim juga kalo ke Bali banyak loh yg pake Udeng (ikat kepala Hindu), Haram juga? Apa dosa juga? Auto-Xavier & Auto-Murtad?
Akhir" ini beberapa kelompok Muslim (gak semua Muslim yaa, gue garis bawahi) di negeri kita emang gak tau kenapa lagi sensitif banget. Dimulai dari bulan puasa kemaren, kita yg puasa tapi umat lain yg gak puasa disuruh hormatin & warung" disuruh tutup. Puasa gak ada godaan, dimana tantangannya? Kemaren roti nganu bikin klarifikasi yg bener bahwa mereka gak ikut"an aksi ini itu, di boikot. Bayangin genk, seonggok roti dimusuhi. Air mineral di botol ekslusif pun difitnah sebagai bir. Belum lagi yg gak kalah hot, Cut Meutia di uang Rupiah terbaru gak pake Jilbab & di protes hanya karena berdasarkan opini sendiri bahwa Cut Meutia berasal dari Serambi Mekkah, Aceh. Padahal, keluarga dari Cut Meutia sendiri klarifikasi bahwa Cut Meutia emang gak pake jilbab *LOOOOL* ~> Cut Meutia.
Please lah, jangan tunjukkan kita itu Muslim yg lemah, gampang terprovokasi & terlalu sensitif ama apa" yg berbau non-Islam, kesannya kita ini gampang banget terpengaruh.. Jangan lebay. Punya iman jangan manja. Dalam satu waktu & satu tempat umat Islam pernah bisa ngumpulin 7 juta jemaat toh, tunjukkan kalau Islam itu emang kuat & gak sensitif banget. Masa kayak seonggok roti aja ampe di kafir"in. Yah, inilah negeriku Indonesia, yg lebih Arab dari Arab.
Disaat kita itu memandang sesuatu hal lebih besar dari yg lain, suatu hal kecil, hal tinggi, hal rendah, hal suci & hal yang lain kotor, sebenernya kita udah kehilangan makna sesungguhnya di hidup ini. Inti dari segala pembelajaran itu baik pengetahuan suci / pengetahuan duniawi ya untuk meningkatkan persepsi kita sedemikian rupa, supaya kita bisa ngeliat bahwa rumput itu sama pentingnya ama pohon kelapa, semut sama pentingnya ama gajah, dan anjing sama pentingnya ama manusia. Semua gak kalah penting. Semua hanya berbeda, itu aja.
Semakin tinggi ilmu malah jangan menjadi sombong, menjadi merasa superior, paling benar no tangkis, dsb. Karena disaat tingginya ilmu agama malah membuat kita sombong, suka fitnah, menebar kebencian, mending di cek lagi aja (masih) nyembah Tuhan atau setan?
Dan mau komentar dikit soal "boleh tidaknya Muslim mengucapkan selamat natal" nih, tiap tahun kayaknya di Indo ribut mulu soal ini menjelang natal. Di Turki, Presiden Erdogan (yg sekarang dipuja & dipuji ama fans-nya di Indo) selalu mengucapkan selamat natal ~> Selamat Natal Dari Erdogan. Universitas Al-Azhar di Mesir, Universitas Islam nomor 1 dunia ini Syeikh-nya mengucapkan selamat natal ~> Selamat Natal Dari Al-Azhar (bahkan Grand Syeikh Al-Azhar ini pernah negur & suruh kaji ulang MUI soal fatwa Haram MUI untuk ucapan natal).
Jadi, di Kristen itu sebenernya gak ada satupun ayat di kitab suci-nya yg meWAJIBkan merayakan natal, maka gak ada pula keharusan buat mereka nerima ucapan selamat. Natal itu cuma tradisi turun temurun yg ditujukan supaya mereka mengingat Tuhan, bukan untuk ngumpulin ucapan selamat trus dapat kunci pintu surga.
Sama kayak perayaan Maulid Nabi, ada yg pro ada yg kontra. Kalo kontra, ya jangan ngatain sodara sendiri Bid'ah / Kafir. Ngatain yg ngerayain Maulid Bid'ah tapi ikutan libur di hari natal, itu sama kayak teriak anti Yahudi tapi main Facebook yg punya orang Yahudi.
Makanya itu, mudahan masalah pengucapan selamat natal dll itu gak jadi masalah lagi di tiap tahun. Mereka diucapin selamat ya makasih, enggak juga gpp. Jangan rusak akidahmu kalo menurutmu itu dilarang, tapi jangan juga merendahkan. Dengan atau tanpa ucapan selamat natal, selamat idul fitri, dsb, kita tetep sodara sebangsa. Minum, makan, lahir, dan mati di tanah yg sama.
Dan mau komentar dikit soal "boleh tidaknya Muslim mengucapkan selamat natal" nih, tiap tahun kayaknya di Indo ribut mulu soal ini menjelang natal. Di Turki, Presiden Erdogan (yg sekarang dipuja & dipuji ama fans-nya di Indo) selalu mengucapkan selamat natal ~> Selamat Natal Dari Erdogan. Universitas Al-Azhar di Mesir, Universitas Islam nomor 1 dunia ini Syeikh-nya mengucapkan selamat natal ~> Selamat Natal Dari Al-Azhar (bahkan Grand Syeikh Al-Azhar ini pernah negur & suruh kaji ulang MUI soal fatwa Haram MUI untuk ucapan natal).
Jadi, di Kristen itu sebenernya gak ada satupun ayat di kitab suci-nya yg meWAJIBkan merayakan natal, maka gak ada pula keharusan buat mereka nerima ucapan selamat. Natal itu cuma tradisi turun temurun yg ditujukan supaya mereka mengingat Tuhan, bukan untuk ngumpulin ucapan selamat trus dapat kunci pintu surga.
Sama kayak perayaan Maulid Nabi, ada yg pro ada yg kontra. Kalo kontra, ya jangan ngatain sodara sendiri Bid'ah / Kafir. Ngatain yg ngerayain Maulid Bid'ah tapi ikutan libur di hari natal, itu sama kayak teriak anti Yahudi tapi main Facebook yg punya orang Yahudi.
Makanya itu, mudahan masalah pengucapan selamat natal dll itu gak jadi masalah lagi di tiap tahun. Mereka diucapin selamat ya makasih, enggak juga gpp. Jangan rusak akidahmu kalo menurutmu itu dilarang, tapi jangan juga merendahkan. Dengan atau tanpa ucapan selamat natal, selamat idul fitri, dsb, kita tetep sodara sebangsa. Minum, makan, lahir, dan mati di tanah yg sama.
"Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya. "hai orang kafir",
maka itu akan menimpa salah satunya.
Jika benar apa yang diucapkan (berarti orang yang dituduh menjadi kafir);
jika tidak, maka tuduhan itu akan menimpa orang yang menuduh."
-[HR. Muslim]-
Yang pasti kita semua harus menjadi manusia & memanusiakan manusia lainnya. Gak usah takut, surga & neraka itu hak prerogatif Allah SWT, bukan fatwa manusia. Mau surga atau neraka, itu urusan Allah. Kita manusia, lakukan yg terbaik selama hidup di dunia. Yang penting, harus selalu baik kepada semua daripada memilih surga tapi mengkafirkan sesama.
Yah intinya, mereka yg mencapai tingkat spiritual tertinggi gak akan lagi melekat di simbol. Mereka terbebas & melampaui batasan yg dibuat agama, mereka mampu berinteraksi dengan pencerahan abadi. Gue jadi inget, salah satu kalimat yg pernah diucapin ama temen lama gue yg penganut Agnostik. Dia pernah bilang bahwa Tuhan itu bukan Hindu, bukan Kristen, bukan juga Islam, atau Buddha. Tapi Tuhan itu universal. Hindu, Buddha, Kristen, Islam, dll hanyalah cara kita mengagungkan-Nya. Dulu gue denger gituan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan sekarang, dengan ngeliat situasi yg terjadi di Indonesia sekarang, gue jadi sadar kalo memang bener bahwa Agama itu hakikatnya bener" soalan dengan individual, soalan kita melihat Ke Atas. Kalau kita melihat lurus, ke sesama manusia, kita ini sama" ciptaan-Nya.
Yah intinya, mereka yg mencapai tingkat spiritual tertinggi gak akan lagi melekat di simbol. Mereka terbebas & melampaui batasan yg dibuat agama, mereka mampu berinteraksi dengan pencerahan abadi. Gue jadi inget, salah satu kalimat yg pernah diucapin ama temen lama gue yg penganut Agnostik. Dia pernah bilang bahwa Tuhan itu bukan Hindu, bukan Kristen, bukan juga Islam, atau Buddha. Tapi Tuhan itu universal. Hindu, Buddha, Kristen, Islam, dll hanyalah cara kita mengagungkan-Nya. Dulu gue denger gituan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Dan sekarang, dengan ngeliat situasi yg terjadi di Indonesia sekarang, gue jadi sadar kalo memang bener bahwa Agama itu hakikatnya bener" soalan dengan individual, soalan kita melihat Ke Atas. Kalau kita melihat lurus, ke sesama manusia, kita ini sama" ciptaan-Nya.
Well, terimakasih untuk bimbingan semua ulama MUI untuk mengingatkan Muslim lainnya, dan salam sayang buat saudara" Nasrani-ku yg menyambut natal. Merry Christmas! May the peace and joy that Christmas brings always be with you and your family <3
Wassalam~
"Orang yang sibuk dengan keyakinan orang lain,
boleh jadi karena kurang yakin dengan
keyakinannya sendiri"
-KH. Ahmad Mustofa Bisri-