*copas = cantumkan sumber .
if u don't want someone to copy your content ,
if u don't want someone to copy your content ,
so don't copy others and make it yours .
Bukan cuma badan yg bisa gak sehat, tapi hubungan gak sehat itu juga ada. Feeling of dying a little every day. Hubungan ini kemungkinan bisa terbagi lagi nih, ada hubungan gak sehat ama temen mungkin atau malah sama keluarga (misal: nyabu sama paman). Nah untuk di tulisan kali ini gue mau kasih beberapa tanda kalau hubungan udah gak sehat, alias menjurus ke toxic. Hubungan sama siapa? Sama pasangan.Sebenernya definisi hubungan gak sehat tuh, apa sih? Kalo menurut gue pribadi, hubungan tuh udah gak sehat kalo selama menjalani hubungannya lebih banyak sedihnya daripada senengnya. Hampir tiap hari atau seminggu 3x galau mulu. Belum lagi tiap galau dicurhatin di medsos, yg liat eneg. Sampah anying! Maaf maaf. Nah, biasanya hubungan toxic salah satu faktor awalnya dari nge-bucin nih.
Yang satu bucin, yg satu semena-mena karena bangga nih pasangannya jadi budak dia. Akhirnya, kalau bucinnya udah akut lama kelamaan secara gak sadar keduanya masuk ke dalam arus hubungan gak sehat itu alias udah toxic. Tapi gak selalu sih, temen gue (dan secara gak sadar mungkin diri ini sendiri) juga banyak yg bucin dan happy-happy aja sama hubungannya. Mungkin mereka ini masuk dalam golongan pro bucin. It's wine! Tiap orang berhak menentukan kadar bucinnya. Kadang juga para jomblo-jomblo karatan pada gak bisa bedain sih mana 'pengorbanan' mana 'bucin'. Yuk baca yuk 10 Tanda Hubungan Gak Sehat, Alias TOXIC.
1. Nyimpan rahasia
thehopeline.com |
Seyogyanya, hubungan sama pasangan itu harus bersih dari yg namanya rahasia. Jadi kalau salah satunya diem-diem ada yg nyimpan rahasia, ini perlu dipertanyakan. Emang sih, tiap orang itu ada privasinya. Tapi kalau rahasia yg disimpan ini misalnya kedepannya bakal nyakitin perasaan pasangan, lebih besar mudharatnya, jangan lagi mengkambinghitamkan privasi.
Ikuti aja kayak kata Kak Seto, "Lebih baik disakiti dengan kejujuran daripada dibahagiakan dengan kebohongan". Kejujuran itu kunci utama, susah bangun hubungan yg ideal diatas kepura-puraan cuy. Kalau merahasiakan suatu hal dengan alasan 'supaya hubunganku gak kenapa-kenapa', berarti hubunganmu sudah tidak artis yg menyanyikan lagu Ruang Sendiri. Tulus. Sudah-tidak-tulus.
Silahkan simpan rahasia selama dan sebaik mungkin. Tapi ingat, rahasia itu bom waktu sembari jarak diantara kalian yg bakal melebar. Disaat rahasia itu tersimpan lama, kemudian meledak, yaudah deh DUAARRRR KEMEM. Perpisahan pun biasanya tak terhindarkan.
2. Kurangnya rasa menghargai
elitedaily.com |
Ini jarang terjadi, tapi sering terjadi. Pokoknya gitu. Ini salah satu hal bahaya juga, dan toxic parah. Ibaratnya kayak bola salju, kalau berputar terus menerus suatu saat juga bakal meledak. Kurangnya rasa menghargai disini mungkin ya terjadinya berupa hinaan, sarkas, atau sindiran lainnya. Dan hinaan atau sindiran ini menjurusnya ya ke fisik, keluarga, karier, dll. Contohnya tuh kayak:
"Kamu kok jerawatan ya? Perawatan napa, aku malu sama guru taekwondo aku"
"Papa kamu, gak sekolah ya? Pantes aja keluarga kamu miskin banget"
"Tolong cuciin piring, cuci baju, sama pel kamar kost aku. Kan gaji aku lebih gede dari kamu"
Contoh besarnya kayak gitu, ada banyak hal-hal kecil kayak gitu yg niatnya bercanda tapi sebenernya cenderung gak menghargai. Apalagi kalau 'candaan' itu selalu disebut berulang-ulang, itu kayaknya emang niat ngatain deh. Awalnya candaan, lama kelamaan menjurus ke penghinaan.
Kalau kamu ngerasa dirimu terlalu berharga untuk menerima candaan menjurus hinaan gitu, intinya kurangnya rasa dihargai, mending ngomong baik-baik dulu (jangan langsung putusin). Bilang kalau kamu merasa terhina karena omongan dia yg kayak gitu. Kalau dia nganggep itu enteng dan bilang "Ahelah BAPER banget, itu cuma canda!", mending putusin langsung (jangan ngomong baik-baik lagi).
3. Berantem itu wajar, gak wajar kalau tiap hari
livelystones.com.ng |
Gak sehat kalau berantem tiap hari atau terlalu sering, apalagi kalau inti masalahnya ya ituuu-itu aja. Disini juga amat sangat penting komunikasi, kalau emang gak mau pisah ya mutlak harus ngomong sama pasangan apa yg harus diselesaikan. Evaluasi hal yg menjadi biang masalah, bukan selesaikan hubungan kamu.
Jangan mencari siapa yg benar siapa yg salah, karena pemecahan masalah tuh intinya bukan itu. Tujuan utamanya memecahkan masalah, jadi kalau masalah ini kelar ya kamu berdua pemenangnya. Tapi kalau komunikasi aja amburadul, berantemnya gak ada titik temu sampe berlarut-larut, kayaknya mending udahan. Putusin, masih banyak ikan di laut kok. Pacaran sama ikan jadinya. Hahahaha lucu banget aduh :( Hm lanjut.
4. Passionnya: "Aku harus mendominasi!"
alphanextdoor.com |
Dalam suatu hubungan, harus selalu ingat bahwa berdua itu porsinya seimbang. Bukan majikan dan peliharaan. Kalo salah satu sudah kayak mau mendominasi lebih besar, udah saatnya evaluasi hubungan kamu. Hasrat untuk mengontrol dan berkuasa itu udah gak sehat, kamu puas dengan egomu tapi pasangan bisa aja jadi banyak makan ati.
Not everyone expresses love the right way. Biasanya "Karena aku sayang" jadi kambing hitam di rasa ingin mendominasi ini. Itu salah besar, karena sayang itu harusnya menghasilkan pasangan yg ngerasa nyaman. Sedangkan dominasi, kebanyakan pasangan gak nyaman. Jadi kayak bos sama karyawan, yg mana seharunya posisi keduanya harus sejajar. Ini salah satu sifat yg berbahaya, waspada euy.
5. Overdosis cemburu
independent.co.uk |
Cemburu itu wajar. Katanya, cemburu itu juga tandanya sayang. Tapi kalau cemburunya udah terlalu berlebihan, overdosis, ini udah bikin gak nyaman dan toxic parah. Doi tau kita deket sama lawan jenis walau itu cuma temen, tapi udah dicemburuin habis-habisan. Jelaskan, kalau cemburunya dia gak beralasan. Mau cemburu tapi harus liat-liat sikon dong.
"Kamu pulang tadi naik apa?"
"Go**jek shae"
"Lain kali jangan lagi ya, aku gak suka ada cowo lain yg nganterin kamu. Sekali lagi kamu gitu, aku bakal jual rumah kamu!"
Menjalani hubungan itu harus ada kepercayaan diantara kedua belah pihak, buktikan kalau satu sama lain bisa dipercaya. Jangan pernah bohong supaya doi gak cemburu (misal: "Driver Go**jek nya cewe kok!"). Bohong yg kayak gini malah memperburuk keadaan, dan bikin gak nyaman juga toh terus-terusan harus bohong. Langsung 'terobos' aja, berantem ya berantem aja yg penting permasalahan bisa kelar.
6. Membandingkan dengan mantan
newsfromcoventry.ca |
Gini, kepribadian tiap orang tuh beda-beda. Mungkin nih, mantan kamu itu gak risih kalau kamu kentut depan dia, malah dianggap kentut kamu itu bau-bau Maldives yg moodbooster banget. Tapi beda sama pacar kamu yg terkini, mungkin dia marah besar kalau kamu kentut depan dia.
"Sekali lagi kamu kentut depan aku, kamu aku laporin ke papahnya temen aku"
"Ih apaan sih lebay banget. Mantan-mantan aku gak ada tuh yg risih sama kentut aku"
Percayalah, kentut racunmu itu gak selalu bisa menjadi moodbooster tiap orang, bgsd. Bahkan pacarmu sendiri. Dianya jadi badmood, gak semangat kerja, dan timeline kerjaan dia berantakan sampai ditegur atasan gara-gara perihal kentut. Banyak juga kasus lainnya yg berhubungan sama point ini, entah itu soal sifat atau fisik.
Mungkin fisik mantan lebih mantul, sifatnya lebih baik dibandingkan sama dia, ya coba menerima aja. Jangan habiskan waktu komentarin kekurangan dia, buka hati dan terima dia apa adanya. Dengan catatan, keadaan dia yg "apa adanya" ini gak terlalu berpengaruh besar sama hubungan kalian.
Misalnya ya soal fisik dia itu cakepnya cuma dengan bantuan beautyplus, bukan tipikal cewe dengan body goals, yaudah so what gitu. Intinya ya terima dadanya apa ratanya aja lah. Nah, tapi kalau sifat "apa adanya" dia masuk dalam kategori toxic dan gak baik untuk kelanjutan hubungan, tau dong apa yg harus dilakuin. Antara membantu dia untuk bisa berubah demi kebaikan bersama, atau tinggalin aja. You lose yourself when you try to hold on to someone who doesn't care about you, brosist.
7. Terlalu mengekang, kayak pacaran sama sipir penjara
theconversation.com |
Menurut gue tingkat paling ekstrem di point ini, sampai pasang penyadap di hp pasangan biar keliatan lagi chat-an sama siapa aja, riwayat telfonan, lagi dimana, batre tinggal berapa, dll (Tapi untuk beberapa orang kayak gini nyaman kok, biar bisa memantau keselematan pasangan juga di jalan). Atau gak setiap ketemuan, wajib kasih liat hp biar dicek sudah chat/telfonan sama siapa aja, atau gak siapa aja nomer baru di buku telfon.
Rasa ingin memiliki sepenuhnya itu wajar, takut kehilangan juga atau takut kecantol sama yg lain. Tapi ini malah berarti jadi tanda, kalau orang yg mengekang tuh gak percaya diri sama performa dia. Mengekang atau melarang ini itu sampai bikin pasangannya terisolasi dari dunia luar (selain dunia berdua), ini tentu udah gak wajar.
Kasih dia pengertian, kalau hidup ini gak cuma tentang kalian berdua aja. Jangan ini itu selalu dilarang, kalau itu gak ada membawa energi negatif untuk hubungan ngapain dilarang. Dengan larangan kayak gini juga pergaulan jadi terbatas, link jadi gak berkembang juga. Apalagi kalau kamu sampai memutus tali silaturahmi sama orang lain demi menjaga perasaan pasangan, ini udah gak sehat.
Kalau kayak gini, sering-sering juga ajak doi nongkrong sama temen-temen atau kenalan kamu (yg diluar pekerjaan). Biar doi tau, kalau circle kenalan kamu itu sebenernya orang-orang baik semua yg gak ngebawa energi negatif. Gitu juga mungkin sama hobi kamu, ajak dia untuk ikutan. Tapi dengan catatan, keasyikan dunia kamu sendiri ini jangan sampe bikin kamu cuek sama dia, ini juga gak bener.
Intinya, hubungan yg nyaman itu yg gak harus memilih antara "Aku atau mereka?". Just don't let your loyalty become slavery.
8. Sudah main fisik
timesofindia.indiatimes.com |
It's better to break your own heart by leaving an toxic relationship, rather than having the same person hurt you every day. Udah nyakitin hati, nyakitin fisik pula. Apalagi kalau dari awal hubungan banget, pasangan kamu sudah main fisik, fix si bgsd gak perlu dipertahankan lagi. Kalau jawabanmu "Aku gak bisa tinggalin, karena sayang", ada yg salah berarti di otakmu. Jangan anggap ini normal, karena menyelesaikan masalah gak perlu pake kekerasan. Terlebih lagi babak belur di badan karena dipukul pasangan, kamu malah bilangnya ke orang-orang itu jatuh lah, berantem ama begal lah, dll.
Kekerasa ini juga bisa dari perkataan (caci maki & hinaan), atau secara fisik. Main fisik juga gak selalu berupa pukulan lho, tapi juga menyakiti diri sendiri dengan harapan 'pengorbanan' itu mendapatkan perhatian dari pasangan. Kalo punya pasangan doyan nyakitin diri sendiri juga waspada, tolong anterin ke psikolog.
Let things come and go, don't let anything disturb your peace. Kekerasan dalam bentuk apapun di suatu hubungan itu udah gak bener bahkan ada hukum pidananya. Jadi kalau pasanganmu suka main pukul (baik cewe / cowo), udah gak ada alesan lagi untuk mempertahankan. Tinggalin aja euy.
9. Terlalu berlebihan membutuhkan
identity-mag.com |
Ini juga ada hubungannya sedikit sama mengekang. Membolehkan pasangan ngelakuin apapun atau kemanapun, tapi dengan catatan harus selalu sama dia. Jadi ya harus nempel aja gitu, kayak papeda. Biasanya "Karena aku cinta kamu, mau quality time terus sama kamu," selalu jadi kambing hitam. Padahal ini sebenernya bukan rasa cinta, tapi rasa mau mengontrol.
Kemauan juga semua harus terpenuhi pokoknya, jadi kamu nurut aja gitu karena takut dia ngambek. Pernah gak, buru-buru cabut dari tongkrongan karena takut dimarahin sama dia terlalu lama pergi? Percayalah, sebuah 'kesepakatan tersembunyi' yg bikin kamu takut ngelakuin sesuatu yg bikin pasangan ngambek itu salah satu tanda hubungan gak sehat.
10. Perlahan, dia 'mengubah' kamu
huffingtonpost.com.au |
Hubungan yg sehat itu gak akan bikin kamu berubah di mata siapapun. Gak mengubah pertemanan, mimpi, dan hal apapun itu yg penting masih di jalur positif. Tetap jadi diri sendiri, tanpa mengubah sedikitpun sifat kamu di mata orang lain. Pasangan kamu itu gak harus selalu berhak menentukan apa yg baik apa yg buruk untuk kamu. Jadi identitas diri jangan sampai hilang, takutnya nih amit-amit akhirnya putus, itu temen-temen tongkrongan atau orang-orang lain dah ogah-ogahan buat bareng kamu lagi, karena identitas diri kamu yg asli dah hilang pas lagi ngebucin.
_________________________
INGAT, kemungkinan besar, 10 tanda diatas sering terjadi di tiap hubungan orang lain. TAPI, tiap pasangan itu ngejalanin hubungan mereka ya dengan cara yg berbeda satu sama lain. Untuk konteks toxic atau hubungan gak sehat ini sendiri, mungkin gak sedikit yg ada beberapa tanda-tanda diatas, tapi tetep enjoy aja ngejalanin hubungannya (kecuali plis, point nomer 8 itu udah gak bisa ditolerir, udah saiko parah).
"Di hubungan gue ada point nomor 7, tapi cowok gue ya nyaman aja sih," salah satu case-nya begini. Jadi ini kembali lagi ke masing-masing mereka yg menjalani, apakah betah atau resah. Ya itu, semua bergantung pada kadar bucinnya. Ya kalau nyaman aja, ya silahkan. Kalau gak nyaman, ya ungkapkan.
Cinta bertahan, hati tertekan. Terlalu lama memendam rasa kayak gini gak baik buat mental dan pikiran. Semakin lama dipertahankan, semakin merugi untuk kalian di masa depan. Kalau sudah tercium aroma 10 tanda ke-toxic-an ini hubunganmu emang udah gak sehat lagi, setelahnya ya terserah mau lanjut atau diakhiri. Stay strong. Once you’re fully healed, you are going to be wiser and stronger. And NEVER ever ever ever turn back to a toxic relationship.
medium.com |
"A healthy relationship
doesn't drag you down. It
inspires you to be better.
If you're not happy with your
relationship and it’s becoming
too much to handle, you may
already know the ugly truth"